SPBU Pertamina
Usulan Badan Pengatur Kebijakan Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) agar pemerintah Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 4.000 mendapat sambutan positif dari pengusaha. Namun usulan itu seharusnya berlaku untuk BBM subsidi jenis
solar
solar
. Sedangkan harga premium dinaikkan Rp 3.000 per liter," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Rabu (24/9/2014).Dia beralasan kenaikan harga jual solar yang lebih tinggi dibanding premium sangat tepat. Pasalnya, mayoritas pengguna solar adalah industri dan pabrik-pabrik besar.
"Kalau masyarakatkan cenderung konsumsinya premium. Nah industri dan pabrik-pabrik yang banyak membeli solar sudah seharusnya menggunakan harga internasional," jelasnya.
Sofjan pun mengaku bila selama ini penyelundupan BBM bersubsidi didominasi solar, bukan premium. Sebab disparitas harga solar subsidi dan bahan bakar non subsidi cukup jauh.
Solar subsidi saat ini dibanderol Rp 5.500 per liter, sedangkan solar non subsidi Rp 12.800 per liter. Harga jual Pertamina Dex Rp 13.150 per liter.
Sebelumnya, Kepala BPH Migas Andy Noorsama Sommeng menyarankan pemerintah baru untuk menaikan harga BBM bersubsidi Rp 4.000 per liter. Pasalnya, akan lebih banyak uang yang akan dihemat atas kenaikan tersebut.
"Kalau bisa Rp 4000 per liter bagus lagi. Nanti paling cuma enam bulan dampaknya setelahnya normal lagi," tutur dia. (Fik/Nrm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar