Para pejuang kelompok militan ISIS atau ISIL melakukan parade di Raqqa, Suriah (foto: dok).
Operasi serangan udara yang sedang berlangsung menandai permulaan baru yang jauh lebih rumit dalam pertempuran melawan kelompok militan tersebut.
"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa pasukan militer AS dan negara-negara sekutu yang melakukan aksi militer terhadap teroris ISIS di Suriah, menggunakan pesawat tempur, pembom dan juga misil darat Tomahawk," kata juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby dalam sebuah pernyataan.
"Mengingat bahwa operasi ini sedang berlangsung, kami belum bisa untuk memberikan rincian tambahan saat ini," katanya.
Sebelumnya Senin, pemimpin koalisi oposisi utama Suriah menyerukan serangan udara"segera" terhadap pejuang kelompok ISIS di Suriah.
Pemimpin oposisi Suriah Hadi al-Bahra mengatakan masyarakat internasional harus bertindak cepat untuk melindungi warga sipil yang terancam oleh para pejuang ISIS di Suriah utara.
Lebih dari 130.000 warga sipil telah melarikan diri menghindari pertempuran di Suriah utara. Melindungi warga sipil yang terancam oleh militan Negara Islam ISIS di Irak adalah pembenaran bagi serangan udara AS di sana.
Para pemimpin oposisi Suriah berharap Presiden AS Barack Obama akan bergerak cepat untuk memperluas serangan udara di seluruh perbatasan, di mana pihak oposisi harus bertempur melawan militan Negara Islam (ISIS) dan pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pemimpin oposisi al-Bahra mengatakan sudah saatnya masyarakat internasional mendukung warga Suriah menghadapi "garis depan ancaman internasional" yaitu kelompok Negara Islam, yang juga dikenal sebagai ISIS (atau ISIL).
"Setiap hari yang berlalu tanpa serangan udara di Suriah, memberi kesempatan kepada para pejuang ISIS untuk tumbuh (lebih kuat) dan melakukan lebih banyak aksi teror," katanya.
Sementara itu, para pejuang Kurdi di Suriah utara terus mempertahankan kota perbatasan dari militan Negara Islam ISIS, sementara jumlah penduduk daerah itu yang melarikan diri ke negara tetangga Turki telah melampaui 130 ribu.
Eksodus melintasi perbatasan itu dimulai pekan lalu, ketika ISIS melancarkan serangan darat terhadap Kobane, yang juga dikenal sebagai Ain al Arab.
Seorang Kurdi Suriah mengatakan ia membawa keluarganya ke Turki demi keselamatan, tetapi pulang lagi untuk melawan ISIS.
Untuk hari kedua, pasukan Turki yang kewalahan di dekat pos perbatasan menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa, kerabat pengungsi, dan orang-orang yang ingin masuk ke Suriah untuk bertempur.
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengimbau agar warga Kurdi angkat senjata mempertahankan kota-kota perbatasan Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar